Rabu, 23 Mei 2012

Haram Ummat Islam Menyekolahkan Anaknya di Sekolah Kristen / Katholik

Haram Ummat Islam Menyekolahkan Anaknya di Sekolah Kristen / Katholik
Saat ini banyak orang Islam yang masih menyekolahkan anaknya di sekolah Kristen/Katholik meski ada sekolah Umum/Negeri dan Sekolah Islam Terpadu yang mutunya baik.
Bagi orang Kristen/Katholik menyekolahkan anaknya di sekolah Kristen/Katholik wajar karena mereka ingin agar anaknya mendapat ilmu agama Kristen/Katholik yang cukup sehingga bisa jadi orang Kristen/Katholik yang baik. Nah kalau ada orang Islam yang menyekolahkan anaknya di situ, apa mereka ingin anaknya jadi orang Kristen/Katholik?
Kalau sampai kejadian begitu, maka orang tuanyalah yang paling berdosa karena sengaja menaruh anaknya di sekolah Kristen/Katholik sehingga dididik sesuai ajaran agama tersebut.
Umumnya orang Islam yang menyekolahkan anaknya di situ karena ingin anaknya disiplin atau berhasil dalam kehidupan dunia. Padahal di situ ajaran Kristen/Katholik diajarkan dengan intensif sehingga jadi norma, standar, dan roh sekolah tersebut. Dari situs Sabda.org dalam artikel ”Memaknai Relasi Gereja dengan Sekolah” yang ditulis Weinata Sairin disebut:
===
Gereja juga harus terus-menerus memantau agar sekolah Kristen tidak terpenjara pada kekristenan simbolik, kekristenan ornamental.
Artinya, sebuah kekristenan yang hanya dipresentasi melalui pengadaan kebaktian dan doa, pada hiasan-hiasan ayat Alkitab yang terpampang di dinding; tapi kekristenan yang menjadi norma, standar, roh dari kehidupan dalam sekolah tersebut.
http://www.sabda.org/artikel/memaknai_relasi_gereja_dengan_sekolah
===
Di sekolah itu setiap hari para murid diajarkan dan disuruh berdoa. Doanya tentu ditujukan kepada Tuhan mereka: Tuhan Bapa, Tuhan Yesus, dan Roh Kudus.
Padahal dalam Islam dijelaskan bahwa orang yang menganggap Isa itu Tuhan adalah kafi

Hukum Menjalin Persahabatan dengan Non-Muslim

Hubungan sosial di antaranya bersahabat, saling mengunjungi, menengok yang sakit, saling bertukar hadiah, dan menjalin hubungan pernikahan. Dan sesungguhnya interaksi antara seorang muslim dengan kaum muslimin sangat berbeda dengan interaksinya dengan selain kaum muslimin. Karena seorang muslim wajib mencintai dan membela saudara muslimnya dengan kecintaan hati, menghormati, dan memuliakan. Allah Ta’ala berfirman,
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Siapa Idola Kita ?


MUKADDIMAH

Bila kita memperhatikan fenomena dan gejala yang memasyarakat saat ini di dalam mencari panutan atau lebih trend lagi dengan sebutan “sang idola”, maka kita akan menemukan hal yang sangat kontras dengan apa yang terjadi pada abad-abad terdahulu, khususnya pada tiga abad utama (al-Qurûn al-Mufadldlalah).

Kalau dulu, orang begitu mengidolakan manusia-manusia pilihan dan berakhlaq mulia di kalangan mereka seperti para ulama dan orang-orang yang shalih. Maka, kondisi itu sekarang sudah berubah total. Orang-orang sekarang cenderung menjadikan manusia-manusia yang tidak karuan dari segala aspeknya sebagai idola. Mereka mengidolakan para pemain sepakbola, kaum selebritis, paranormal dan tokoh-tokoh maksiat pada umumnya. Anehnya, hal ini didukung oleh keluarga bahkan diberi spirit sedemikian rupa agar anaknya kelak bisa menjadi si fulanah yang artis, atau si fulan yang pemain sepakbola dan seterusnya. Lebih aneh lagi bahwa mereka berbangga-bangga dengan hal itu.

Tentunya ini sangat ironis karena sebagai umat Islam yang mayoritas seharusnya mereka harus memahami ajaran agama secara benar sehingga tidak terjerumus kepada hal-hal yang dilarang di dalamnya. Ketidaktahuan akan ajaran agama ini akan berimplikasi kepada masa depan mereka kelak karena ini menyangkut keselamatan dan ketentraman mereka di dalam meniti kehidupan di dunia ini.

Selasa, 22 Mei 2012

Puasa Bulan Rajab

Rajab adalah bulan ke tujuh dari penggalan Islam qomariyah (hijriyah). Peristiwa Isra Mi’raj  Nabi Muhammad  shalallah ‘alaih wasallam  untuk menerima perintah salat lima waktu terjadi pada 27 Rajab ini.

Bulan Rajab juga merupakan salah satu bulan haram, artinya bulan yang dimuliakan. Dalam tradisi Islam dikenal ada empat  bulan haram, ketiganya secara berurutan  adalah: Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan satu bulan yang tersendiri,  Rajab.

Dinamakan bulan haram karena pada bulan-bulan tersebut orang Islam dilarang mengadakan peperangan. Tentang bulan-bulan  ini, Al-Qur’an menjelaskan:

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”

Senin, 21 Mei 2012

Urgensi Pembaruan Dalam Islam (Sebuah Pengantar)

Dari Abu Hurairah Ra:”Sesungguhnya Allah akan mengutus kepada umat ini (Islam) setiap seratus tahun, orang yang akan memperbarui agamanya?
Mukadimah
Akidah, ibadah dan mu’amalat merupakan tiga komponen ajaran Islam yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Namun, dalam memahami pesan yang mengatur tata cara pelaksanaan tiga komponen itu manusia sering mengalami kekeliruan. Kekeliruan itu bisa disebabkan keterbatasan manusia, atau dipengaruhi oleh kondisi, ambisi dan lingkungan manusia itu sendiri. Dari kekeliruan pemahaman dan pemikiran itu tersebut, pada gilirannya akan mengaburkan warna asli dari ketiga komponen suci diatas. Dalam kondisi demikian, maka sangat dibutuhkan sebuah semangat dan gerakan pembaruan sebagaimana yang diisyaratkan oleh hadits diatas tadi. 

Pengertian Pembaruan

Pembaruan yang dimaksud adalah:

Keistimewaan Bulan Rajab

Di riwayatkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda : “Ketahuilah bahwa bulan Rajab itu adalah bulan Allah, maka :
¤ Barang siapa yang berpuasa satu hari dalam bulan ini dengan ikhlas, maka pasti ia mendapat keridhaan yang besar dari Allah SWT ;
¤ Dan barang siapa yang berpuasa pada tgl 27 Rajab 1427/Isra Mi’raj (20 Juli 2009) akan mendapat pahala seperti 5 tahun berpuasa ;
¤ Barang siapa yang berpuasa dua hari di bulan Rajab akan mendapat kemuliaan disisi Allah SWT ;
¤ Barang siapa yang berpuasa tiga hari yaitu tgl 1, 2 dan 3 Rajab (24, 25 dan 26 Juni 2009) maka Allah akan memberikan pahala seperti 900 tahun berpuasa dan menyelamatkannya dari bahaya dunia dan siksa akhirat ;
¤ Barang siapa yang berpuasa lima hari dalam bulan ini, Insya Allah permintaannya akan dikabulkan ;
¤ Barang siapa yang berpuasa tujuh hari dalam bulan ini, maka ditutupkan 7 pintu neraka jahanam dan barang siapa berpuasa delapan hari maka akan dibukakan delapan pintu syurga ;
¤ Barang siapa yang berpuasa lima belas hari dalam bulan ini, maka Allah akan menggantikan semua kejahatannya dengan kebaikan, dan barang siaoa yang menambah (hari-hari puasa) maka Allah akan mena,bahkan pahalanya ;
Sabda Rasulullah SAW lagi :

Puasa dan Keutamaan Rajab

Bulan Rajab adalah bulan ke tujuh  dari bulan hijriah (penanggalan  Arab dan Islam). Peristiwa Isra Mi’raj  Nabi Muhammad  shalallah ‘alaih wasallam untuk menerima perintah salat lima waktu diyakini terjadi pada 27 Rajab ini.
Bulan Rajab juga merupakan salah satu bulan haram atau muharram yang artinya bulan yang dimuliakan. Dalam tradisi Islam dikenal ada empat  bulan haram, ketiganya secara berurutan  adalah: Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan satu bulan yang tersendiri,  Rajab.
Dinamakan bulan haram karena pada bulan-bulan tersebut orang Islam dilarang mengadakan peperangan. Tentang bulan-bulan  ini, Al-Qur’an menjelaskan:
“ Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”

Mencintai Ahlulbait dan Sahabat Nabi Secara Proporsional

Dalam keyakinan Ahlussunnah Wal Jama’ah, salah satu kewajiban Umat Islam adalah mencintai keluarga dan para sahabat Nabi Muhammad. Yang dimaksud dengan Ahlul Bait ialah Ahlul Kisa’ yakni Sayyidah Fathimah, Sayyidina Ali, Sayyidina Hasan, Sayyidina Husain, dan seluruh keturunannya (Hadits Tirmidzi 2139) dan para istri Nabi yang kemudian disebut dengan Ummahatul Mukminin (QS. Al-Ahzab: 6 ).
Kecintaan yang dimaksud dengan tetap berpedoman pada prinsip seimbang (tawazun), tengah-tengah (tawassuth), dan tegak lurus (i’tidal), serta tidak berlebih-lebihan.

Sabtu, 19 Mei 2012

Kafirkah Kedua Orang Tua Nabi ? (Sebuah Ringkasan)

Tidak dipungkiri bahwa kedudukan para Nabi dan Rasul itu tinggi di mata Allah. Namun hal itu bukanlah sebagai jaminan bahwa seluruh keluarga Nabi dan Rasul mendapatkan petunjuk dan keselamatan serta aman dari ancaman siksa neraka karena keterkaitan hubungan keluarga dan nasab. Allah telah berfirman tentang kekafiran anak Nabi Nuh ‘alaihis-salaam yang akhirnya termasuk orang-orang yang ditenggelamkan Allah bersama orang-orang kafir :
وَقِيلَ يَأَرْضُ ابْلَعِي مَآءَكِ وَيَسَمَآءُ أَقْلِعِي وَغِيضَ الْمَآءُ وَقُضِيَ الأمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُودِيّ وَقِيلَ بُعْداً لّلْقَوْمِ الظّالِمِينَ * وَنَادَى نُوحٌ رّبّهُ فَقَالَ رَبّ إِنّ ابُنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنّ وَعْدَكَ الْحَقّ وَأَنتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ *  قَالَ يَنُوحُ إِنّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلاَ تَسْأَلْنِـي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنّيَ أَعِظُكَ أَن تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ

Barangsiapa yang Tidak Punya Guru, Maka Gurunya adalah Setan

Asy-Syaikh Ibnu Baaz rahimahullah pernah mengomentari perkataan tersebut sebagai berikut :
أمَّا قولُهم: "مَن لا شيخَ له؛ فشيخُه الشيطان"؛ فهذا باطل، ما له أصل، وليس بحديث. وليس لك أن تتَّبع طرق الشيخ إذا كان مخالفاً للشرع، بل عليك أن تتبع الرَّسول -صلَّى الله عليه وسلَّم- وأصحابَه -رضي الله عنهم وأرضاهم- ومَن تَبِعهم بإحسان، في صلاتك، وفي دعائك، وفي سائر أحوالك. يقول الله -جلَّ وعلا-: {لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ}[الأحزاب: 21]. ويقول -سبحانه وتعالى-: {وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ..} الآية [التوبة: 100]. فأنت عليك أن تتبعهم بإحسان باتِّباع الشَّرع الذي جاء به النَّبيُّ -صلى الله عليه وسلَّم- والتَّأسِّي بهم في ذلك وعدم البدعة التي أحدثها الصوفية وغير الصوفية. والله المستعان

“Adapun perkataan mereka (yaitu Shuufiyyah – Abul-Jauzaa’) : ‘barangsiapa yang tidak punya guru (syaikh), maka gurunya adalah setan’; maka perkataan ini adalah bathil. Tidak ada asalnya. Bukan pula hadits. Tidak boleh bagimu untuk mengikuti jalan seorang syaikh apabila ia menyelisihi syari’at. Bahkan wajib bagimu untuk mengikuti Rasul shallallaahu ‘alaihi wa sallam, para shahabatnya radliyallaahu ‘anhum, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik dalam shalatmu, doamu, dan seluruh keadaanmu. Allah ‘azza wa jalla berfirman : ‘Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu’ (QS. Al-Ahzaab : 21). Allah subhaanahu wa ta’ala juga berfirman : ‘Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik’ (QS. At-Taubah : 100). Maka wajib bagimu untuk mengikuti mereka dengan baik, dengan mengikuti syari’at yang dibawa oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam; serta mencontoh mereka dalam hal tersebut. Juga wajib bagimu untuk tidak berbuat bid’ah yang diada-adakan oleh Shuufiyyah dan non-Shuufiyyah. Wallaahul-musta’aan[selesai].
[dikutip dan diterjemahkan oleh Abul-Jauzaa’ dari bagian fatwa beliau rahimahullah yang ada di sini – sardonoharjo, ngaglik, sleman, yk - 12052012].

Minggu, 13 Mei 2012

Hikmah Dibalik Perintah Sholat

Sholat adalah rukun yang paling penting dalam Rukun Islam. Alloh swt telah memerintahkan kepada hambaNya melalui firmanNya (إن الصلاة كانت على المؤمنين كتابا موقوتا) “Sesungguhnya Sholat diwajibkan kepada seluruh Orang mumin dengan diwaktu-waktu” maksudnya sholat dilaksanakan pada waktu – waktu tertentu yang pelaksanaannya tidak boleh melewati waktu yang telah ditentukan. Nabi Muhammad saw bersabda :
خمس صلوات كتبهن الله على العباد فمن جاء بهن ولم يضيع منهن شيئا استخفافا بحقهن كان له عند الله عهد أن يدخله الجنة
Artinya : “Alloh swt telah mewajibkan Lima macam sholat kepada  hamba – hambanya, barang siapa yang melaksanakan dan tidak   terbebani sesuatu apapun melainkan terasa ringan, maka dihadapan Alloh swt baginya adalah janji yaitu Masuk surga” dan masih banyak hadits – hadits yang menerangkan keagungan ibadah sholat serta perintah melaksanakan pada waktunya.

Bacaan Istighosah dan Terjemahan

Doa-doa Istighotsah
Berikut ini adalah doa-doa yang dibaca dalam istighotsah, sebagaimana dalam buku “Panduan Praktis Istighotsah” oleh Pengurus Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU):

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
الفَاتِحَة x1
أسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ x3
Saya mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung

Senin, 07 Mei 2012

Siapakah Ahlussunnah Wal Jamaah Itu ?

Sungguh sayang sungguh malang, umat Islam di masa ini bak buih di lautan, banyak jumlahnya namun tercerai-berai. Heran bukan kepalang melihat fenomena ini, kita semua tahu bahwa Islam yang dibawa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam hanya 1 macam, sebagaimana firman Allah Ta’ala yang artinya: “Sesungguhnya kalian adalah umat yang satu dan Aku adalah Rabb kalian, maka beribadahlah kepada-Ku” [Al-Anbiyaa : 92]. Namun mengapa hari ini Islam menjadi bermacam-macam? Aneh bukan?

Bacaan Istighosah

الإستغـاثة

بسم الله الرحمن الرحيم
الفاتحة
1.            أَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ  11×
2.            لاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ  11×
3.            لاَحَوْلَ وَلاَمَلْجَأَ وَلاَمَنْجَى مِنَ اللهِ اِلاَّ اِلَيْهِ  11×
4.            اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ  11×
5.            يَا اللهُ يَاقَدِيْمُ  11×
6.            يَا سَمِيْعُ يَا بَصِيْرُ يَابَاسِطُ يَاجَلِيْلُ  11×
7.            يَامُبْدِئُ يَاخَالِقُ  11×
8.            يَاحَفِيْظُ يَانَصِيْرُ يَاوَكِيْلُ يَا أَللهُ 11×
9.            يَاحَيُّ يَاقَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ  11×
10.       يَالَطِيْفُ  25×
11.       أَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا  11×
12.       اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ قَدْ ضَاقَتْ حِيْلَتِىْ أَدْرِكْنِيْ يَارَسُوْلَ اللهِ  11×
13.        اللَّهُمَّ صَلِّ صَلاَةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلاَمًا تَامًّا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ نِالَّذِيْ تَنْحَلُّ بِهِ العُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ اْلخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ   
14.        اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلاَةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ اْلأَهْوَالِ وَاْلأَفَاتِ وَتَقْضِى لَناَ بِهَا جَمِيْعَ الحَاجَاتِ وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ اَعْلَى الدَّرَجَاتِ وَتُبَلِّغُنَا بِهَا اَقْصَى اْلغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الخَيْرَاتِ فِى الحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ   
15.       يَابَدِيْعُ  25×
16.       يس . الواقعة
17.       اللهُ أَكْبَرُ   (۳×)    يَارَبَّنَا وَإِلَـهَنَا وَسَيِّدَنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى القَوْمِ الكَافِرِيْنَ  ۳×
18.       حَصَّنْتُكُمْ بِالْحَيِّ القَيُّوْمِ الَّذِى لاَيَمُوْتُ أَبَدًا وَدَفَعْتُ عَنْكُمُ السُّوءَ بِأَلْفِ أَلْفِ لاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ اْلعَظِيْمِ   ۳×
19.       الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَنْعَمَ عَلَيْنَا وَهَدَانَا عَلَى دِيْنِ الإِسْلاَمِ   
20.       بِسْـمِ اللهِ مَا شَآءَ اللهُ لاَيَسُوْقُ الْخَيْرَ اِلاَّ اللهُ  1×
ِبسْـمِ اللهِ مَا شَآءَ اللهُ لاَيَصْرِفُ السُّوءَ اِلاَّ اللهُ  1×
بِسْـمِ اللهِ مَا شَآءَ اللهُ مَا كَانَ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللهِ  1×
بِسْـمِ اللهِ مَا شَآءَ اللهُ لاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ اْلعَلِيِّ العَظِيْمِ  1×
21.       سَأَلْتُكَ يَاغَفَّـارُ عَفْـوًا وَتَوْبَةً & وَبِالقَهْرِ يَاقَهَّارُ خُذْ مَنْ تَحَيَّلاً ۳×
فَهَبْ لِيْ يَاوَهَّابُ عِلْمًا وَحِكْمَةً & وَلِلرِّزْقِ يَارَزَّاقُ كُنْ لِيْ مُسَهِّلاً ۳×
22.       يَاجَبَّارُ يَاقَهَّارُ يَاذَا البَطْشِ الشَّدِيْدِ، خُذْ حَقَّنَا وَحَقَّ المُسْلِمِيْنَ مِمَّنْ ظَلَمَنَا وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَتَعَدَّى عَلَيْنَا وَعَلَى اْلمُسْلِمِيْنَ  ۳×
23.       الفاتحة 
24.       التهليل بالإختصار

Minggu, 06 Mei 2012

ASWAJA, Nilai Nilai Pergerakan Dan Keislaman

AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH -“ASWAJA”-
A. Historisitas Aswaja
1. Aswaja dalam Geo-sospol (Genealogi Sosial Politik) Global
Perjalanan Aswaja dalam kurun waktu sejarah peradaban masyarakat Muslim tidak selamanya mulus. Meskipun dirinya hadir sebagai pemahaman ke-Islam-an yang dianggap paling sesuai dengan ajaran dan tuntunan Nabi serta para sahabat.
Secara singkat, kita akan melihatnya dalam tabel berikut;
No Masa Periode Momen Sejarah
01 SADRUL ISLAM Rasulullah Awal munculnya Islam. Diturunkannya al-Qur’an. Nabi Peletak fondasi Aswaja (maana wa as habi) hadis sekaligus cerminan Aswaja untuk kali pertama.

Mengenai Saya

Foto saya
Aku terlahir dari keluarga yg tidak terlalu terpandang secara materi tetapi kokoh dalam hal aqidah Islam Ahlussunnah Wal Jamaah Annahdhiyah dg nama lengkap Muhammad Jazuli Manan. Aku berobsesi untuk menjadikan keluarga dan lingkunganku berubah dari pola pikir "KULTUS BUTA" tp tetap pada aqidah Islam Ahlussunnah Wal Jamaah Annahdhiyah.